Jumat , November 8 2024
Home / Nasional / Edukasi Keanekaragaman Hayati Di SMA 1 Sukaraja

Edukasi Keanekaragaman Hayati Di SMA 1 Sukaraja

BP, Bogor — Indonesia dikenal sebagai Megabiodiversity Country, yaitu salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan biodiversitas atau keanekaragaman hayati (kehati) sangat tinggi. Sebagai salah satu negara besar beriklim tropis, jika dibandingkan dengan negara-negara lain dari sisi kehati terrestrial, Indonesia memiliki 9,7 persen tumbuhan berbunga dunia; 14 persen satwa mamalia; 8,7 persen reptilia; 6,3 persen amfibi; 18,6 persen fauna burung, serta memiliki 8,9 persen ikan air tawar yang ada di dunia. Hal ini tidak lain posisi geografis dan sejarah geologis Indonesia yang menjadikan bentang alam Indonesia terbagi menjadi tujuh wilayah ekoregion dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Tidak kalah penting, Indonesia juga memiliki 22 tipe ekosistem alami dengan 98 tipe vegetasi alami.

Lebih lanjut, ditilik dari kekayaan biodiversitas yang ada di perairan laut, di Indonesia hidup 16 persen spesies ikan laut dunia; 38,89 persen spesies mamalia laut; 56,56 persen reptilia, serta 10,54 persen spesies karang yang ada di dunia. Tentunya, tingginya keanekaragaman hayati ini didukung oleh posisi geografis Indonesia yang berada di tengah Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut di dunia.

Namun, di sisi lain kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia juga terancam kepunahan. Ancaman tersebut antara lain disebabkan oleh alih fungsi lahan dan degradasi habitat, fragmentasi habitat, hama dan penyakit, jenis asing invasif, perburuan dan perdagangan secara ilegal, pencemaran lingkungan, serta perubahan iklim global.

Melihat kenyataan tersebut, Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana, Prodi Biologi dan Prodi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Pakuan, menggandeng Belantara Foundation sebagai kolaborator, menyelenggarakan edukasi melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) untuk meningkatkan literasi siswa tentang keanekaragaman hayati Indonesia siswa di SMAN 1 Sukaraja Kabupaten Bogor pada Rabu (23/10/2024).

Edukasi tentang biodiversitas Indonesia ini dikemas melalui Belantara Goes To School, yang merupakan rangkaian program Muda-Mudi Konservasi Belantara, yang dipadukan dengan implementasi program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Hibah Internal Universitas Pakuan tahun 2024. Kerja sama apik antara insan akademik dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat atau NGO ini meliputi kegiatan kuliah umum tentang keanekaragaman hayati Indonesia, pengembangan situs “Quiz Game Kehati” yang terintegrasi dengan website SMAN 1 Sukaraja yang bisa diakses baik oleh siswa maupun masyarakat luas, praktek lapang untuk mengidentifikasi kehati sekitar sekolah, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk lomba pembuatan poster dan konten reels di Instagram yang melibatkan semua siswa SMAN 1 Sukaraja. Selain itu, pelatihan pada beberapa guru juga diberikan untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan dan mengelola situs “Quiz Game Kehati” tadi.

Dosen Universitas Pakuan yang juga Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna, mengatakan bahwa kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dalam hal pengetahuan dan pemahaman siswa sekolah tentang keanekaragaman hayati Indonesia. Agar lebih menarik, kegiatan dikemas melalui metode yang inovatif dan interaktif, seperti permainan kuis atau quiz game dan melalui media sosial. “Pada umumnya siswa sekolah menengah atas di Indonesia masih memiliki pengetahuan yang terbatas, sehingga sering terjadi kesalahpahaman tentang konsep kehati, khususnya dalam pelestarian dan sebaran flora dan fauna,” imbuh Dolly. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketidak-konsistenan materi pembelajaran dan buku referensi yang digunakan di dalam kelas. Selain itu, lemahnya pemahaman siswa disebabkan oleh kurangnya konten ekologi dalam bahan ajar, karena banyak tenaga pendidik kesulitan menghubungkan konsep teoretis dengan contoh kehidupan nyata yang relevan dengan pengalaman siswa.

Menurut Dolly, keanekaragaman hayati di Indonesia, yang menjadi sumber plasma nutfah dalam pengembangan industri di berbagai sektor, mulai dari sektor pertanian dan perikanan hingga ke sektor industri makanan dan obat-obatan, merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Melalui edukasi peningkatan literasi keanekaragaman hayati yang ditujukan bagi siswa sekolah, kami berharap masyarakat khususnya siswa sekolah sebagai penerus generasi, semakin sadar dan paham akan pentingnya keanekaragaman hayati dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan di berbagai sektor tadi.

Dolly, yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pakuan,

menegaskan perlu adanya pengembangan dan inovasi untuk meningkatkan strategi dan sumber daya pendidikan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keanekaragaman hayati pada siswa sekolah menengah atas di Indonesia.

 

Pada waktu yang sama, Kepala SMAN 1 Sukaraja Kabupaten Bogor, Dra. Hj. Emi Rosmiami, M.Pd., saat memberikan sambutan mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik dan mendukung penuh pada kegiatan PKM yang digagas oleh Universitas Pakuan bersama Belantara Foundation.

Saat ini tercatat terdapat 1.080 orang siswa dan 55 orang guru di SMA Negeri 1 Sukaraja, yang mana pengetahuan tentang kehati Indonesia didapatkan oleh siswa melalui Mata Pelajaran Biologi dan Geografi. Dengan waktu pengajaran yang terbatas yaitu pada jadwal yang telah ditetapkan serta sistem pembelajaran yang masih konvensional dalam hal metode tatap muka, ceramah, serta penggunaan buku teks maka dibutuhkan sebuah inovasi sistem pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif guna untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang keanekaragaman hayati.

Emi menjelaskan bahwa saat ini sedang mengajak dan menggalakkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup bagi siswa dan guru di sekolahnya. Kegiatan PKM ini selaras dengan komitmen kami sebagai sekolah Adiwiyata dan merupakan implementasi dari Visi SMAN 1 Sukaraja yaitu mewujudkan sekolah yang berprestasi berlandaskan iman dan taqwa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berwawasan lingkungan yang berkebinekaan.”

“Dengan demikian, sudah menjadi kebutuhan bahwa pengetahuan tentang konservasi alam dan lingkungan, khususnya tentang kehati bagi siswa di SMAN 1 Sukaraja ditingkatkan. pengetahuan tentang konservasi kehati berperan penting dalam menumbuhkan perilaku ramah lingkungan di kalangan siswa sekolah. Pemahaman ini tidak hanya meningkatkan kesadaran mereka namun juga membentuk sikap dan tindakan mereka terhadap keberlanjutan,” tegas Emi.

 

(RWN)

 

The following two tabs change content below.

About admin

Check Also

Sapta Pala Edukasi Penanggulangan Bahaya Api Di Ponpes

BP, Bogor — Sevenist Menerangi Indonesia adalah salah satu program pengurus Sevenist Club – Ikatan …