Selasa , April 16 2024
Home / Jurnal Masyarakat / Belajar Rendah Hati dan Beladiri di Go Active Indonesia

Belajar Rendah Hati dan Beladiri di Go Active Indonesia

Sebuah ulasan singkat dari diskusi ringan tentang beladiri, khususnya Aikido, di Go Active Indonesia, Rai Fitness, Senopati, Jakarta Selatan, 25 Mei 2017. Ditulis oleh Ridwan Ali Tamin, pecinta dan praktisi Silat Tradisional Cingkrik (Kong Sinan – Kong Abu Hasyim – Aba Naali).

Aikido merupakan beladiri asal negeri Jepang yang disusun oleh Morihei Ueshiba atau biasa disebut O-Sensei sekitar tahun 1800-an. Vian, seorang praktisi Aikido asal Jakarta tergelitik untuk membahas teknik Aikido antara lain Maai, Seme dan Musubi pada tataran aplikasi di lapangan. Bersama seorang fisioterapis Haris Tabrianto mereka menggelar diskusi ringan di Go Active Indonesia, tempat fisioterapi yang berada di Rai Fitness, Senopati, Jakarta Selatan pada 25 Mei 2017.

Ketika diskusi ringan ini digelar, ternyata yang hadir berasal dari berbagai aliran beladiri. Ada Vian dan Rudy praktisi Aikido, Egi praktisi Silat Gerak Raga Buana, Ridwan praktisi Silat Cingkrik Sinan, dan Wahyu dari Silat Merpati Putih. Beragamnya latar belakang peserta tidak membuat diskusi mandeg. Justru berbagai variasi teknik dari berbagai jenis beladiri ini menambah wawasan peserta.

Teknik penguasaan mental lawan, waktu serangan dan antisipasi serangan serta teknik serangan diberikan oleh Vian. Awalnya peserta yang berlatar belakang bukan Aikido agak kesulitan memahami namun karena penjiwaan beladiri pada dasarnya sama akhirnya semua dapat memahami bagaimana penguasaan mental lawan, waktu dan penerapan teknik dalam menghadapi lawan. Tidak hanya dari Aikido, berbagai teknik dipelajari dalam diskusi ini sampai main ‘ground’ juga dibahas dan diberikan dasarnya.

Saat mengulas serangan pisau Vian berujar, “Yang kita pelajari ini hanya 30% dari kondisi sesungguhnya di lapangan. Belum ngos-ngosannya, takutnya dan berbagai hal yang tidak terprediksi lainnya. Jadi memang lebih baik menjadi pribadi yang humble atau rendah hati,” ulas Vian.

Diskusi makin menarik dan berbobot dengan diberikannya materi tentang antisipasi cedera pada olahraga beladiri yang diberikan oleh Haris Tabrianto dari Go Active Indonesia. Haris sebelumnya merupakan fisioterapis di tim nasional sepakbola Indonesia U-23 pada masa pelatih Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal. Ternyata ilmu dasar fisioterapi harus dipahami oleh para praktisi beladiri terlebih para pelatih atau guru, sehingga cedera dapat dicegah. “Kalau sudah cedera berat, bisa sembuh tapi takkan pernah sama. Maka lebih baik melakukan pencegahan,” jelas Haris.

Haris Tabrianto menyampaikan kesan dan apresiasinya dari acara tersebut, “Yang hadir rata-rata para jawara. Terima kasih atas kehadirannya. Semoga bertemu kembali di acara berikutnya. Next discussion masih bisa banget diadakan di Go Active yaa.” tulis Haris.

Diskusi ini sangat berkesan. Walau berbeda latar belakang semua peserta telah menambah wawasan dan mendapatkan pemahaman yang sama bahwa beladiri yang terbaik adalah bersikap rendah diri.

The following two tabs change content below.

About admin

Check Also

Alumni Senior Bantu Pembangunan Masjid SMA 7 Jakarta

BP, Jakarta — Banyak ungkapan Jumat berkah yang hadir di medsos, hal ini tepat digunakan …