BP_JAKARTA——-Otopsi jenazah Siyono di Klaten mendapat pengawalan ketat Kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) Klaten. Tampak juga barisan personil Densus 88 saat tim forensik Muhammadiyah melakukan otopsi (3/4/2016).
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyiapkan sembilan dokter ahli forensik untuk mengotopsi jenazah Siyono yang meninggal pasca ditangkap Densus 88.
Jenazah Siyono tampak masih utuh dan tidak berbau padahal sudah dua minggu dimakamkan. Tim yang melakukan otopsi terlihat tidak memakai masker.
“Kami menemukan bekas kekerasan tumpul intravital (saat masih hidup) dan beberapa tempat patah tulang. Tidak ada luka tembak,” kata ketua tim forensik Muhammadiyah, dr. Gatot Suharto, di rumah Siyono, Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Minggu, 3 April 2016.
Proses otopsi semula dihalang-halangi oleh berbagai pihak yang tak mau tabir kematian Siyono tersingkap. Intimidasi dialami keluarga Siyono. Bahkan sebagian pihak mengusir keluarga Siyono dari tempat tinggal mereka. Tak berhasil dengan cara kekerasan, bahkan dua gepok uang yang bernilai ratusan juta juga coba diberikan Densus 88 namun ditolak istri Siyono dam dikembalikan ke Polisi.
Misteri kematian Ustadz yang gigih melawan pemurtadan di kampungnya semasa hidupnya ini harus dituntaskan. Kematian Siyono setelah ditangkap Densus 88 diduga karena penyiksaan. Maka kasus ini tak boleh dibiarkan menghilang. Pelaku harus diproses secara hukum siapapun pelakunya. (RWN)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Belantara Foundation Tanam Pohon Langka Di Riau - November 29, 2024
- Pengamatan Keanekaragaman Hayati SMA 1 Sukaraja Bogor - November 26, 2024
- Sevenist Menerangi Indonesia 3 Bantu Ponpes di Lampung - November 26, 2024