BP_Bali——-Superman Is Dead yang terus komitmen menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali bersama beberapa B
band asal Bali seperti Navicula, Nosstress dan lainnya serta banyak Musisi Indonesia lainnya seperti Glen, Iwan Fals yang tak pernah berhenti menyuarakan hal yang sama. Suara perlawanan Bali Tolak Reklamasi rupanya membuat gerah penguasa. Selama ini atribut bertema BTR banyak disita oleh aparat. Dalam suara perlawan yang disampaikan di dinding Facebook resmi milik SID terbaca sekali kekecewaan mereka, berikut isi tulisannya.
“Belum pernah ada konser di SMA di Bali yang tensinya sepanas semalam. Intel, aparat, dan tentara memenuhi venue, memastikan tak ada satupun band/penonton yang menyuarakan/memakai atribut BTR. Serasa hidup di era Orde Baru dimana kebebasan berekspresi benar dikekang dan pembodohan dikekalkan.
Di pintu masuk, aparat memeriksa semua penonton untuk memastikan tidak ada yang membawa atribut BTR. Yang ketahuan membawa, tidak diijinkan masuk. Panitia acara yang notabene anak-anak SMA ‘ditekan’ sedemikian rupa hingga merekapun tak punya pilihan lain selain mengikuti ‘instruksi’ dari pembina. Kami tak bisa menyalahkan mereka.
Bahkan pihak aparat yang bernegosiasi dengan kami pun secara tersirat menyatakan simpatinya terhadap SID namun apa daya ia hanya ‘menjalankan perintah’. Dan lucunya perintah itu datangnya bukan dari pimpinan yang bermarkas di Denpasar saja, melainkan langsung dari Jakarta.
Ironis sekali bukan? Tugas aparat hari ini adalah mengawasi konser untuk mengawal kepentingan pemodal. Profesi musisi dan kegiatan konser seakan menjadi hal-hal yg melawan hukum. Makin nyata terasa jika hukum hanya dibuat untuk melindungi setan kapital.
Foto ini diambil semalam, saat kami berusaha ‘melawan’ pembungkaman tersebut. Meski hanya sebuah kaos dan hanya bertahan dua lagu sebelum aparat memaksa kaos tersebut dilepas, tapi bagi kami hal ini penting. Sebagai peringatan kepada penguasa bahwa perlawanan ini tidak akan pernah mati.
Semakin kami ditekan semakin kami melawan. Kami tidak takut. Seperti kata Wiji Thukul: “Jika kau menghamba kepada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan” – Jadi hanya ada satu kata: LAWAN!”
(FAI. Foto oleh Guswib)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Ramadan Yang Sibuk Buat SAPTA PALA - Maret 27, 2025
- Peneliti BRIN Amati Keanekaragaman Burung Di Bukit Batu Riau - Maret 23, 2025
- BPDB Jakarta Perkuat Kemitraan Penanggulangan Bencana di Wilayah Aglomerasi - Maret 13, 2025