BP_Jakarta——-Blok M, 12/03/16. Sore, matahari merambat turut ke peraduan, namun dari bias lembayung masih terlihat aktivitas capung mengawasi area jelajahnya. Capung Jarum salah satu kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Capung Sibar-sibar dan Capung Jarum jarang berada jauh dari air. Karena air adalah tempat bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa sebelum mampu terbang bebas. Namanya banyak disebutkan dalam bahasa daerah, ada yang menyebut papatong (Sunda), kinjeng (Jawa), coblang (Jawa), kasasiur (Banjarmasin) dan masih banyak lagi. Biasanya tiap daerah memiliki panggilan yang berbeda-beda kepada capung.
Kali ini tatapan saya terus ke Capung Jarum. Orang sering menyebutkan bahwa capung ini sensitif sekali terhadap perubahan lingkungan. Capung Jarum menurut kebiasaannya menyebar luas di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Yang pasti jika kualitas air di sekitarnya sudah tercemar dapat dipastikan Capung Jarum tak kan ada.
Fauna capung dapat ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 mdpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan genit, tak heran jika dari hewan ini bentuk helikopter terinspirasi olehnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dengan wilayah hidup yang sempit. Capung Jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah jauh.
Sebelum dewasa siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. (FAI)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Belantara Foundation Tanam Pohon Langka Di Riau - November 29, 2024
- Pengamatan Keanekaragaman Hayati SMA 1 Sukaraja Bogor - November 26, 2024
- Sevenist Menerangi Indonesia 3 Bantu Ponpes di Lampung - November 26, 2024