Jumat , April 19 2024
Home / Perguruan Tinggi / BINGKAI #5 Bahas Fatwa MUI Tentang Pelestarian Ekosistem

BINGKAI #5 Bahas Fatwa MUI Tentang Pelestarian Ekosistem


BP_Jakarta——-Puluhan orang dari berbagai elemen memenuhi sebuah ruangan di Blok 3 Universitas Nasional. Kalangan akademisi, mapala, sispala, BKSDA DKI Jakarta, LSM berkumpul dan berdiskusi dalam BINGKAI 24 ke #5 yang diselenggarakan oleh BScC (Biological Science Club) Universitas Nasional, Jakarta. Tema diskusi ini ialah ‘Bincang santai mengupas perdagangan satwa ditinjau dari Fatwa MUI dan tata cara penanganan serta pelepasliaran satwa hasil perdagangan’.

Acara didahului dengan sambutan dari Riko Tri Sumantri mewakili BScC dan Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta Drs. Imran Said Lumban Tobing, M.Si. Acara selanjutnya dibuka dan dipandu oleh moderator DR. Tatang Mitra Setia.

Pembicara pertama ialah Drs. Chairul Saleh atau yang biasa disapa Bang Uyung dari WWF. Bang Uyung menceritakan tentang proses penyusunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pelestarian Satwa Langka Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem. Selanjutnya Bang Uyung bercerita bahwa banyak peneliti yang masuk hutan mengatakan bahwa hutan kian sepi. “Perdagangan satwa ini luar biasa. Akhir-akhir ini hutan jadi sepi karena satwa berkurang drastis”. Buyung mengupas bahwa para pelaku kriminal menganggap bisnis perdagangan satwa sebagai bisnis yang menguntungkan dan resiko rendah. Selain lemahnya penegakan hukum ancaman hukuman yang rendah dianggap sepele oleh para kriminal.
“Fatwa ini sangat membantu secara moral dalam mendorong kesadaran penyelamatan satwa”, tambah Buyung.

Pembicara kedua ialah Zulham, Direktur Suaka Elang. Zulham menceritakan pengalaman dalam pelepasliaran burung Elang Bondol. Pelepasliaran ialah sebuah proses yang sangat kompleks. Dalam pelepasliaran harus diperhatikan legalitas dokumen, aspek medis, dan masa pelepasan. “Kalau burung dilepasliarkan saat masa migrasi sangat sulit. Karena terlalu banyak pesaing yang lebih tangguh di alam liar.” Ujar Bang Jul sapaan akrab Zulham. “Pelepasliaran harus hati-hati. Jangan sampai malah mendesak spesies liar yang ada”, tambahnya.

Acara ditutup dengan pemberian penghargaan kepada para pembicara dan moderator oleh panitia.

Diskusi berwawasan lingkungan semacam ini memang harus diperbanyak agar mencerdaskan dan meluaskan kesadaran menjaga ekosistem karunia Tuhan Yang Maha Esa. (RWN)

The following two tabs change content below.

About admin

Check Also

Peningkatan Kapasitas SAR Mapala UMSB

BP, Padang, — Lembaga Search And Rescue Mapala Muhammadiyah se-Indonesia (SARMMI) serahkan sertifikat penghargaan secara …