BP, Padalarang — Sugomo (34), memiliki satu anak usia dua tahun. Pekerja keras ini rela kerja terik pindah dari satu titik ke titik lainnya di sepanjang jalur Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Lulusan Teknik Mesin Perkakas ini adalah lulusan STM tahun 2005. “Sejak SMP saya sudah mulai melakukan pengelasan, lingkungan yang mendidik saya,” ungkapnya.
“Memang dii sekitar rumah ada bengkel, jadi saya bisa bergaul sambil belajar, otak atik mesin,” tutur Sugomo.
Mas Gomo panggilan akrabnya bercerita, “Saat di STM hampir tidak lulus karena saya sibuk ikut lomba-lomba keteknikan, hingga sekolah tidak terurus,” pungkasnya.
Dijelaskannya, sehabis mencoba pengelasan beliau mencoba di elektrikal. “Memang saya senang belajar,” ujarnya.
Mas Gomo menjajaki dunia kontruksi sudah dari kelas dua STM tahun 2004. “Saat itu saya sudah mulai melakukan pembangunan jalan, pengaspalan, ” jelasnya.
Ditambahkannya lagi, bapak seorang teman yang mengajarkan banyak ilmu tentang perhitungan proyek kontruksi.
Mas Gomo bekerja di bawah bendera Super Teknik Indonesia. Pada awalanya Gomo membantu bawa mobil, selanjutnya dipercaya melakukan pengadaan barang dan tenaga kerja.
“Bekerja di proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung, di sini bermain speed, terus bekerja, banyak improvisasi yang ditemukan,” jelas Gomo.
Mas Gomo memiliki pengalaman bekerja dengan mitra dari Republik Rakyat Tiongkok selama enam tahun. “Kita harus bisa beradaptasi agar bisa bertahan di perusahaan Cina. Mereka sangat senang jika kita bisa mengimbangi speed mereka,” ungkap Gomo.
“Pesan untuk para pemuda, agar terus bekerja dengan giat, banyak belajar, nanti rezeki akan mengikuti. Jika satu bidang jenuh kita harus cari kerja lagi agar tidak jenuh, jadi improvisasi harus maskimal,” tutup pria asal Kebumen ini.
(FAI)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Edukasi Keanekaragaman Hayati Di SMA 1 Sukaraja - Oktober 25, 2024
- Sektor Swasta Jepang Dukung Pemulihan Hutan Di Riau - Oktober 21, 2024
- PFI Makassar Perkuat Sinergi Multi Pihak - Oktober 11, 2024