Minggu , April 27 2025
Home / Nasional / Penyadartahuan Kelestarian Gajah Lewat Guru SD

Penyadartahuan Kelestarian Gajah Lewat Guru SD

BP, Sumsel — Belantara Foundation menyelenggarakan pelatihan penggunaan pendamping buku ajar tentang gajah sumatra untuk guru tingkat sekolah dasar (SD) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di Aula Kantor Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan pada Selasa (22/4/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas guru tentang gajah sumatra beserta habitatnya. Tujuan lainnya yaitu untuk memberikan kiat-kiat terkait cara penyampaian materi ajar mengenal gajah sumatra yang telah dituangkan oleh praktisi konservasi ke dalam buku pendamping kepada siswa SD kelas IV-VI.

Buku ini ditulis atas usulan para guru SD di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ketika Belantara Foundation pertama kali mengadakan kegiatan edukasi dan penyadartahuan tentang gajah sumatra kepada siswa sekolah dasar di lima desa di kecamatan tersebut pada 2022 lalu. Buku yang dicetak oleh IPB Press ini diserahkan secara resmi oleh Direktur Belantara Foundation dan disaksikan oleh Camat Air Sugihan, Bapak Ardhiles Siahaan, S.IP., kepada perwakilan lima sekolah dasar antara lain SD Negeri 1 Desa Sukamulya, SD Negeri 1 Desa Jadi Mulya, SD Negeri 1 Desa Srijaya Baru, SD Negeri 1 Desa Banyu Biru, SD Negeri 1 Sido Makmur Desa Simpang Heran, yang merupakan sekolah yang ada di lima desa di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI.

Setiap sekolah mendapatkan masing-masing 30-45 eksemplar buku sehingga total kurang lebih 170 eksemplar buku yang diberikan Belantara Foundation, sebagai buku inventaris setiap sekolah. Buku-buku ini akan digunakan dalam pembelajaran di setiap sekolah, dan akan disimpan di ruang perpustakaan masing-masing sekolah setiap selesai kegiatan belajar mengajar. Belantara juga memberikan buku tersebut kepada Camat Air Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Kapolsek Air Sugihan, Ketua Forum Desa Kecamatan Air Sugihan, serta para perwakilan perusahaan pemegang konsesi kehutanan di Lanskap Padang Sugihan.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna saat memberikan sambutan pada acara penyerahan buku mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu fokus utama dari program Living in Harmony (Kita Bisa Hidup Berdampingan), yaitu memberikan penguatan penyadartahuan dan edukasi kepada anak-anak usia dini mengenai pelestarian gajah beserta habitatnya. Dengan memberikan pengetahuan yang mendalam kepada anak-anak sejak duduk di bangku sekolah dasar, harapannya kita akan memiliki generasi masa depan yang lebih ramah konservasi, tangguh dalam menghadapi tantangan yang jauh lebih besar, serta dapat mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.

Living in Harmony adalah sebuah program kolaboratif yang diinisiasi oleh Belantara Foundation, yang bertujuan untuk mendorong hidup berdampingan atau koeksistensi, serta terwujudnya harmonisasi antara manusia dengan gajah liar yang hidup pada sebuah ekosistem yang sama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Program ini telah berjalan sejak tahun 2022.

Dalam implementasi kegiatan yang sudah berjalan sekitar 3 tahun ini, Belantara Foundation mendapat pendanaan dari Keidanren Nature Conservation Fund (KNCF) Jepang serta bermitra dengan Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), Rumah Sriksetra, Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, serta didukung oleh para pemangku kepentingan seperti BKSDA Sumatera Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, perusahaan pemegang konsesi kehutanan, Pemerintah Kecamatan Air Sugihan, dan Pemerintah Desa Suka Mulya, Desa Jadi Mulya, Desa Srijaya Baru, Desa Banyu Biru, dan Pemerintah Desa Simpang Heran.

Lebih lanjut, Dolly, menuturkan buku berjudul Mengenal Gajah Sumatra ini ditulis sebagai upaya untuk mengajak anak-anak sejak usia dini, yang masih duduk di bangku sekolah tingkat dasar, untuk lebih mengenal gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) dan habitatnya. Dengan cara yang informatif dan mudah dipahami, buku ini membahas karakteristik, habitat, perilaku, sejarah, serta peran penting gajah sumatra di alam, terutama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.

Buku ini dirancang untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, yang dikemas sebagai “Buku Pendamping Teks Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Berbasis Lingkungan,” yang diperuntukkan bagi siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

Bukan hanya memberikan wawasan, tetapi buku ini juga mengajak para siswa untuk mengembangkan pengetahuannya tentang gajah sumatra melalui lembar-lembar aktivitas, yang dapat digunakan sebagai alat ukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar.

Untuk mengajak para siswa melihat kehidupan nyata gajah sumatra di alam, buku ini juga diperkaya dengan galeri potret kehidupan gajah sumatra saat ini. Buku ini sangat cocok bagi para pelajar sekolah tingkat dasar dan masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam tentang kehidupan gajah di Pulau Sumatra,” ujar Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Pada waktu yang sama, Plh. Kepala Seksi KSDAE dan Perubahan Iklim, Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Bapak Silvan A. Rahmana, S.Hut., M.Si., mengatakan bahwa pendidikan terkait satwa, tumbuhan, dan lingkungan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan nilai-nilai lokal. Pentingnya pendidikan kepada anak-anak sejak duduk di sekolah dasar, diharapkan dapat mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, sejalan dengan berbagai payung hukum seperti peraturan daerah atau peraturan gubernur tentang pengembangan buku pengayaan pengetahuan.

Oleh karena itu, pengenalan gajah sumatra beserta habitatnya melalui buku pengayaan berbasis lingkungan merupakan salah satu bagian penting dari upaya mempertahankan kearifan lokal, yang sekaligus mempersiapkan generasi muda agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi, khususnya gajah sumatra dan habitat alaminya.

“Buku ini diharapkan dapat membekali siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) terutama yang berada di kelas IV, V, dan VI tentang pentingnya menjaga gajah sumatra dan habitatnya, terutama yang hidup di sekitar mereka. Hal ini merupakan salah satu langkah penting dalam upaya penguatan penyadartahuan dan edukasi tentang gajah sumatra pada anak-anak sejak usia dini,” tandas Silvan.

Dalam sambutannya, Camat Air Sugihan, Bapak Ardhiles Siahaan, S.IP., mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sangat mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Belantara Foundation bersama mitranya dalam mewujudkan masyarakat dengan gajah liar hidup berdampingan secara harmonis, salah satunya dengan mengadakan pelatihan penggunaan pendamping buku ajar tentang gajah sumatra bagi guru-guru SD di Kabupaten OKI.

“Kami sangat berharap, para guru SD yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi agen penyebarluasan informasi dan memberikan pemahaman bagi siswa di sekolah masing-masing tentang gajah sumatra beserta habitatnya khususnya yang ada di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI,” tandas Ardhiles.

Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Desa Srijaya Baru, Ibu Cak Mudilah, S.Pd., saat mengikuti kegiatan ini mengatakan pihaknya menyambut baik dan sangat berterima kasih atas program dari Belantara Foundation bersama para mitranya yang akan menambah literasi dan pengetahuan siswa tentang gajah sumatra dan habitatnya terutama yang ada di sekitar mereka.

“Buku berjudul Mengenal Gajah Sumatra ini dikemas dengan berbagai ilustrasi menarik dan dilengkapi dengan lembar aktivitas siswa berupa ayo diskusi, ayo membaca, ayo bercerita, ayo menulis, dan ayo latihan, yang diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengingat pembelajaran, serta memudahkan para guru mengukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar. Harapannya, akan tumbuh rasa cinta dan sayang terhadap gajah sumatra, sehingga akhirnya gajah sumatra dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam sebuah ekosistem yang harmonis dan berkelanjutan,” tandas Cak Mudilah.

 

(RWN)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

The following two tabs change content below.

About admin

Check Also

NAFAS Selenggarakan Seminar Konservasi Berbasis Teknologi

BP, Medan — Yayasan Naluri Fauna Indonesia (NAFAS) menggelar kegiatan seminar Bela Negara 2025 bertajuk …