BP, Tegalluar — Apapun bisa terjadi dalam kehidupan ini, hal serupa juga dikisahkan oleh Ivan Hudaya yang sebelumnya bekerja sebagai juru gambar yang kini menjadi HSE (health, safety, environment) Officer di perusahaannya.
“Hal ini sebetulnya tidak direncanakan,” ungkap Ivan Hudaya atau yang akrab di sapa Ipung. Ipung menceritakan sebelumnya ia adalah seorang juru gambar. Perusahaan tempatnya bekerja sering melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk pekerjanya antara lain dengan mengikutsertakan pelatihan keselamatan kerja yang bersertifikat.
Lelaki berusia 47 tahun ini sudah berhasil menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggj. Suka duka diceritakannya, “Kalau dulu waktu kita bisa bagi-bagi antara pekerjaan dan hobi nge-games, sekarang agak sulit karena tuntutan pekerjaan harus jalan berkilo-kilo meter memonitor pekerjaan.”
Orang banyak menganggapnya keras ungkapnya, “Namun lebih tepatnya idealis kali ya,” jelas Ipung. Ipung bercerita ia pernah jadi konsultan untuk pekerjaan bidang energi panas bumi atau geothermal, namun hanya berlangsung tiga pekan, hal ini karena tidak sesuai dengan hati nurani.
Dikisahkannya bahwa pekerjaan sebelumnya selalu mempermasalahkan hal yang tidak substansi, cendrung membesarkan masalah, temuan permasalahan lingkungan di lapangan dibuat besar seperti dramatis hingga jadi pembahasan besar. “Saya nggak kuat, jadi mundur duluan,” pungkasnya.
Di proyek kereta cepat Ipung mengaku banyak menghadapi realitas dimana harus menjadi bijak, karena dalam ilmu safety ada dua hal yang menjadi prinsip yaitu kebijakan dan kebijaksanaan.
Banyak menemui orang, bicara dari hati ke hati, justru dari sana banyak menemukan solusi yang bisa dibangun bersama.
Kematangan seperti cerita di atas yang membuatnya menjalani pekerjaan hari ini. Ipung menjadi tempat curhat para pekerja menemukan solusi.
Ipung juga berpesan untuk HSE muda (safety officer) agar banyak belajar. “Karena semuanya mengandung ilmu, ketika ilmu ada maka ilmulah yang mampu membantu permasalahan tersebut, jadi orang safety nggak boleh kaku,” ujarnya.
Ipung setuju bahwa ilmu safety adalah ilmu yang terus berkembang. “Untuk itu rekayasa menjadi penting untuk menciptakan solusi baru yang tidak bertentangan dengan aturan yang sedang berlaku,” jelasnya.
Pria asli Ciwidey ini mengaku sekarang kalau melihat permasalahan harus dilihat secara menyeluruh. “Enggak bisa ambil keputusan cepat, mungkin karena sudah U 40,” terangnya seraya berkelakar. “Jadi keputusan yang diambil dengan risiko terkecil, proyek masih bisa jalan, para pekerja selamat, sehat sampai ke rumah.”
Baginya orang safety atau HSE harus memiliki komitmen yang tinggi serta loyalitas terhadap pekerjaannya. “Tanpa itu tak akan ada integritas dan pekerjaan HSE tidak akan dihiraukan, hanya menjadi pelengkap,” tutupnya.
(FAI)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Edukasi Keanekaragaman Hayati Di SMA 1 Sukaraja - Oktober 25, 2024
- Sektor Swasta Jepang Dukung Pemulihan Hutan Di Riau - Oktober 21, 2024
- PFI Makassar Perkuat Sinergi Multi Pihak - Oktober 11, 2024