BP, Lombok — Di Lombok masih ada lokasi korban gempa yang terisolir dan minim bantuan. Relawan SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia menggapai lokasi yang maaih minim bantuan tersebut. Berikut ini pernyataan pers mereka.
Pers Release Relawan Gempa Lombok Utara
Selesai Bulan Semu, Terbitlah Kuripan
1. Hari Ahad, 19 Agustus 2018, tim relawan SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (Sarmmi) dan Hizbul Wathan (HW) Universitas Muhammadiyah Surakarta, resmi mengakhiri kerja kemanusiaan di Dusun Bulan Semu dan Dusun Sankukun.
Dua desa tersebut berada di wilayah Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
2. Kami tiba di dusun tersebut, 8 Agustus 2018.
Lalu mendirikan posko relawan di Dusun Bulan Semu. Bergabung pula disini adalah relawan SAR DIY dan Sapta Pala SMA 7 Jakarta.
Selama 11 hari di sana, kami siaga medis 24 jam, mendirikan toilet darurat, gotong royong bersama warga membangun hunian darurat, mendirikan TPA darurat, dan Sekolah Darurat Muhammadiyah Mentari Cendekia. Siswanya 30 orang.
Relawan menyalurkan bantuan kebutuhan dasar pengungsi seperti air bersih, sembako, terpal, selimut, kebutuhan bayi dan balita, dan sebagainya.
Relawan juga memberi edukasi kebencanaan, dan pola hidup sehat di pengungsian, menggelar konser mini musik kemanusiaan, mengadakan lomba agustusan untuk anak-anak, dan upacara 17 Agustus di halaman camp pengungsian.
Upacara diikuti oleh semua pengungsi dari segala tingkatan umur.
3. Pengelolaan sekolah darurat dan TPA darurat, telah kami serahkan kepada sekelompok remaja Dusun Bulan Semu.
Sebelum diserahkan, kami telah mengadakan pelatihan dasar tata cara mengelola dua aktivitas tersebut kepada mereka.
Mereka akan melanjutkan sekolah darurat dan TPA darurat yang kami rintis, hingga sekolah formal (SD, SMP, dan madrasah) aktif seperti sebelum terjadi gempa.
Kami juga melatih beberapa orang pemuda agar mampu melakukan tindakan cepat yang safety, bila kembali terjadi gempa. Beberapa pemudi juga kami latih melakukan P3K.
Bila pengungsi mengalami gangguan kesehatan dan perlu tindakan medis praktis, para pemudi ini, telah mampu melakukannya.
4. Saat perpisahan, banyak warga yang menangis. Berharap kami tinggal lebih lama disini.
Kami juga sedih berpisah dengan mereka.
Sebelas hari hidup membaur di camp pengungsian, membuat hubungan kami sangat hangat dan bersahabat, karenanya perpisahan diiringi keharuan adalah moment tak terelakan.
5. Selanjutnya, kami fokus area di Dusun Kuripan, Desa Rempek. Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Dusun ini merupakan Dusun tertinggi sekaligus terjauh dari Rempek.
Jalannya belum diaspal. Ujung jalan ini adalah titik akhir jalan (buntu).
Karena itulah dusun ini sepi dan sunyi, jarang ada orang luar kesini. Kecuali pedagang pengepul hasil bumi, saudara warga Kuripan dari daerah lain, atau orang tersesat.
Listrik mati total. Pipa air putus kena longsor. Sebanyak 90 persen rumah warga rusak berat.
Selebihnya rusak sedang dan ringan. Warga tinggal di tenda pengungsian. Padahal malam hari sangat dingin.
Ekonomi warga lumpuh. Sekolah dan madrasah diliburkan hingga batas yang belum ditentukan.
6. Sebelum meninggalkan desa Segara Katon, kami telah empat hari mendirikan posko relawan kemanusiaan di Dusun Kuripan.
Seperti di Dusun Bulan Semu, di Dusun Kuripan ini kami juga merupakan tim relawan pertama yang datang dan tinggal bersama pengungsi.
Selama empat hari itu, kami telah siaga medis 24 jam, menyalurkan bantuan kebutuhan dasar pengungsi seperti beras, air mineral, minyak goreng, sabun, terpal selimut, tikar, kebutuhan bayi, balita, ibu hamil dan masih banyak lagi.
Juga alat tulis menulis, pakaian, kabel, lampu, dan 2 buah genset ukuran sedang, berikut bahan bakar minyak (BBM) untuk beberapa hari.
Kami juga telah mendirikan sekolah darurat yang kami namai Sekolah Darurat Mentari Bangsa.
Hari berikutnya kami akan mendirikan TPA darurat, membangun mushola darurat berikut peralatan ibadah, emergency toilet, menyelenggarakan trauma healing, konser mini musik kemanusiaan, edukasi kebencanaan, gotong royong membangun hunian darurat, menyambung saluran air bersih sepanjang 120 batang pipa yang akan mengairi 4 dusun, serta menyalurkan seekor sapi korban.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung, menasehati, serta mendoakan keselamatan kami bersama pengungsi, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal.
Demikian press release ini.
Ahyar Stone. Kordinator Posko Relawan. 081227636016.
Tim Relawan
1. Ahyar Stone (SARMMI/Yogya)
2. Badarudin (SARMMI/Mataram)
3. Rengga (SARMMI/Jakarta)
4. M. Risqi (HW UMS/Solo)
5. M. Afifi (HW UMS/Solo)
6. Itsna Rosada (HW UMS)
7. Lita (Camp STIEM/Jakarta)
8. Umang (Sapta Pala/Jakarta)
9. Zwaeb (SARMMI/Palopo)
10. Slamet Widodo (SARMMI/Solo)
11. Syaefulah SARMMI/Tuban)
12. Aris munandar (SARMMI/Solo)
13. Hamzah (Stacia UMJ /Jakarta)
14. M. Junaedi (Stacia UMJ/Jakarta).
Itulah press release dari tim relawan yang menginduk ke SARMMI.
(Sumar Adi Wijaya)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Belantara Foundation Tanam Pohon Langka Di Riau - November 29, 2024
- Pengamatan Keanekaragaman Hayati SMA 1 Sukaraja Bogor - November 26, 2024
- Sevenist Menerangi Indonesia 3 Bantu Ponpes di Lampung - November 26, 2024