BP_Jakarta——-Bincang Konservasi Alam Indonesia (BINGKAI) ke empat membahas tentang serangga terbang ibu kota. (8/8/2015). Bertempat di lantai 3 Blok I Universitas Nasional, para peserta memenuhi ruangan seminar. Universitas Nasional. Tampak hadir dan memberi sambutan Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional Imran Said Tobing, Sita Rani dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Riko Trisumanti mewakili Biological Science Club (BScC). Selaku pembicara hadir Ahmad Baihaqi dari Biodiversity Warriors Yayasan Kehati dan Afifi Rahmadetiassani mewakili alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional.
Pada sesi pertama Afifi mengupas tentang kupu-kupu yang masih terdapat di ibu kota. Kupu-kupu bisa menjadi bioindikator kualitas lingkungan. Namun sayang di ibu kota jenis kupu-kupu mengalami penurunan variasi dan jumlahnya.
Selanjutnya Abay memberi pemaparan tentang capung dan aneka jenisnya. Capung juga menjadi bioindikator, karena ada fase perkembang biakan di air sehingga bisa jadi indikator kualitas air dan udara. Jenis capung yang termasuk tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan antara lain Capung Sambar Hijau (Orthetrum sabina).
Dalam sesi dialog, suasana semakin mengasikkan. Peserta dari Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Pertanian Universitas Nasional tampak antusias mengajukan pertanyaan. Tak hanya dari kalangan perguruan tinggi, acara Bincang Konservasi Alam Indonesia (BINGKAI) yang ke empat ini juga diikuti oleh kalangan pelajar SLTA. SMA 7 Jakarta Pusat dan SMA Sumbangsih adalah sekolah yang siswanya hadir dalam seminar ini. (RWN)
admin
Latest posts by admin (see all)
- Belantara Foundation Tanam Pohon Langka Di Riau - November 29, 2024
- Pengamatan Keanekaragaman Hayati SMA 1 Sukaraja Bogor - November 26, 2024
- Sevenist Menerangi Indonesia 3 Bantu Ponpes di Lampung - November 26, 2024